Derita Warga Jakarta Susahnya Mendapatkan Air Bersih

Titikkata.com - Sejumlah ibu-ibu rumah tangga dari Rawa Badak dan Muara Baru, Jakarta Utara mengeluh soal ketersediaan air bersih dengan harga murah dari PAM Jaya yang tak kunjung bisa dinikmati.
Ditemui TitikKata pada acara Aksi! for gender, social and ecological justice di Jakarta Utara, Selasa (11/6/2024), Warga Rawa Badak, Jakarta Utara, Halimah menjelaskan kondisi air di tempat tinggalnya.
"Saya dirawa badak itu hampir 30 tahun dan sejak tahun 1997 itu air mati kami sudah rasakan, air bau kami sudah rasakan, berwarna dan berasa. Untuk saat ini saya mohon dengan sangat kepada pemerintah untuk benar-benar memperhatikan kualitas air ini, karena di Jakarta Utara itu sumber air satu-satunya adalah PAM Jaya, dan kalau memang yang punya duit, bisa beli botolan, galonan. Nah kami beli yang murah kasian untuk masak air, untuk masak nasi, bikin sayur itu kami beli berkali-kali," ucapnya
"Jadi saya mohon diperhatikan kualitas ini karena satu-satunya sumber air itu adalah PAM. Dan PAM itu sendiri katanya adalah perusahaan air minum, boro-boro bisa diminum buat sikat gigi aja mengerikan. Apalagi bagi kami perempuan, dialat produksi kami yang sangat tidak nyaman. Dirumah saya itu ada tiga macam air, air isi ulang untuk minum, air isi ulang untuk di warung yang murah dikit kita pakai untuk masak, dan air yang dari PAM itu hanya utnuk cuci kaki dan siram wc," tambah Halimah.
Berbeda dengan Halimah, Warga Muara Baru, Jakarta Utara, Sugiarti mengaku masih membeli air dari pihak swasta sebab PAM Jaya tak kunjung masuk ke wilayahnya.
"Peluang perempuan untuk maju dan untuk mendapatkan hak atas air, saya akan terus berjuang sampai air mengalir ke kampung kembang lestari, Muara Baru, walaupun mungkin banyak yang mencibir gitu tapi kita seorang perempuan butuh sekali air bersih. Jadi walaupun PAM Jaya hanya memberikan janji sampai hari ini yang dia bilang awal bulan Juni akan dilakukan kelanjutan penggalian pipanya, tapi kenyataannya sampai tanggal 11 hari ini tidak ada perubahan. Besok pagi saya akan lanjut ke PAM Jaya untuk menangih janjinya, agar air bersih masuk ke kembang lestari," katanya.
"Perlindungan sosial sampai saat ini belum ada dari pihak manapun karena kami kembang lestari berjuangan air itu melawan master meter, sedangkan pemilik master meter ini adalah anggota TNI. Jadi kami melawan sih anggota TNI ini dengan tenaganya para ibu-ibu, walaupun dia datangin 30 preman terus belum lagi LSM-LSM, tapi kita lawan dengan datangin ibu-ibu, ibu hamil, ibu bawa anak, nene kita gruduk maju sampai itu sih perjuangannya," tambahnya.
Baca Berita Menarik Lainnya di GOOGLE NEWS