Loading...

Dinkes Tangerang Minta Orangtua dan Masyarakat Membuat Olahan Panganan Untuk Anak

Dinkes Tangerang Minta Orangtua dan Masyarakat Membuat Olahan Panganan Untuk Anak
Ilustrasi Ciki Ngebul @ Istimewa
Reporter: Cnc | Editor: Tama

TitikKata.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang, mulai meningkatkan kewaspadaan dengan memperketat pengawasan dan sosialisasi ke masyarakat dan orang tua untuk peduli terhadap apa saja yang dikonsumsi anak-anak di luar rumah. Mengedukasi anak-anak untuk jajan-jajanan yang sehat, diolah dengan benar dan higienis.

Peningkatan kewaspadaan itu dilakukan menyusul adanya kasus keracunan pada siswa SD di Tasikmalaya, paska mengonsumsi ciki ngebul. Meski bukan kejadian luar biasa (KLB). Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengeluarkan Surat Edaran (SE), bahwa pelaporan kasus kedarutan medis makanan berasap mengandung nitrogen cair atau disebut dengan ciki ngebul. 

Dalam SE itu, dinyatakan hanya terjadi peningkatan kasus dalam penggunaan nitrogen cair yang bersifat lokal. Namun demikian, jika terjadi kejadian serupa di tempat lain, tetap perlu melaporkan dan memantau serta berkoordinasi penanganan dilapangan.

“Lebih baik lagi, orangtua untuk lebih rajin mengolah makanan atau minuman sendiri di rumah untuk anak-anak. Sehingga, apa yang dikonsumsi anak lebih pasti secara kebersihan dan kandungannya. Pada dasarnya ciki ngebul atau makanan apa pun, masyarakat Kota Tangerang, harus lebih meningkatkan kewaspadaan dengan semua jajanan di luar. Jangan tergiur warna atau tampilan semata,” terang Dini Anggraeni, Kepala Dinkes, Kota Tangerang, dalam keterangan resminya. 

Pihaknya memastikan bahwa Dinkes Kota Tangerang, berkoordinasi dengan seluruh fasilitas kesehatan, baik itu RSUD Kota Tangerang, Rumah Sakit (RS) swasta maupun seluruh puskesmas yang ada di Kota Tangerang, untuk meningkatkan pengawasan. Segera melakukan respon cepat, jika mendapati kasus serupa. 

“Telah disosialisasikan secara luas, jika ditemukan kasus keracunan pangan akibat konsumsi jajanan chiki ngebul, untuk melapor ke kontak yang disediakan Kemenkes ke kontak Tim Kerja Pelayanan Kesehatan Rujukan di pelayanankesehatan.rujukanlain@gmail.com atau nomor 0882-1599-2763,” jelas Dini. 

Secara analisa pada kasus ini, kata Dini semua pihak harus dicek lebih jauh terkait asal produknya, apakah ada izin edarnya atau tidak, masuk kedalam pangan siap saji atau tidak, food grade atau tidak. Sumber nitrogennya dari mana, food grade atau tidak, hygiene sanitasi sarananya bagaimana. 

Namun, secara pasti dampak mengonsumsi nitrogen cair lewat chiki ngebul atau ice smoke bisa menyebabkan cold burn atau frostbite. Bahkan beberapa kasus ekstrem mengatakan ice smoke bisa menyebabkan kerusakan internal pada organ. Cold burn atau luka bakar dingin merupakan kerusakan lokal pada kulit dan jaringan lainnya akibat pembekuan. 

“Luka bakar dingin ini dapat terjadi melalui sejumlah faktor, seperti paparan dingin yang berkepanjangan. Adapun risiko bahaya nitrogen cair apabila bersentuhan dengan tubuh, yaitu bisa menyebabkan kerusakan termal yang parah pada kulit, mata, maupun organ. Namun, tingkat keparahan cedera tergantung pada durasi dan area kontak,” papar Dini. 

Lanjutnya, dalam kebanyakan kasus, cedera terjadi ketika kulit telanjang dan jaringan terbuka lainnya bersentuhan dengan nitrogen cair selama lebih dari beberapa detik. “Misalnya, hal ini dapat terjadi jika seseorang menahan makanan berlapis nitrogen cair di mulutnya terlalu lama, atau jika camilan menempel di gusinya. Dengan itu, ada baiknya lebih waspada dengan pilihan jajanan yang ingin dikonsumsi sang anak,” tegasnya.

Baca Berita Menarik Lainnya di GOOGLE NEWS

Berita Terkait