Loading...

Tolak Hunian Vertikal, Menteri Ara Beri Waktu Seminggu Warga Tanah Tinggi untuk Berfikir

Tolak Hunian Vertikal, Menteri Ara Beri Waktu Seminggu Warga Tanah Tinggi untuk Berfikir
Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berkolaborasi dalam memperbaiki rumah warga yang tidak layak huni di Tanah Tinggi dan Johar Baru, Jakarta Pusat. Foto: Titikkata
Reporter: Fifi | Editor: Lani

Titikkata.com - Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berkolaborasi dalam memperbaiki rumah warga yang tidak layak huni di Tanah Tinggi dan Johar Baru, Jakarta Pusat.

Ditemui TitikKata di acara Launching Program Rumah Layak Huni di Tanah Tinggi, Jakarta Pusat, pada Senin (20/1/2025) kemarin, Wali Kota Administrasi Jakarta Pusat, Arifin mengatakan pihaknya berencana akan membuat hunian Konsolidasi Tanah Vertikal (KTV), namun warga menolaknya.

"Namun, yang beberapa kali kami lakukan sosialisasi ternyata warga masih belum berkenan Pak Menteri untuk dibangun rumah vertikal. Umumnya semua warga, menghendaki adanya perubahan dalam bentuk bedah rumah. Bedah rumah ini kenapa mereka memilih, yang pertama, mereka beralasan adalah pada umumnya yang tinggal sekarang disini lebih banyak usia yang lansia, sehingga mereka mempertimbangkan ketika harus naik turun tangga. Kemudian juga banyak anak-anak yang kecil cucu-cucunya khawatir juga dengan rumah vertikal takut jatuh dan sebagainya. Kemudian juga ada rumah yang didalam tadi sudah kita lintasi yang sudah terlanjur sudah dibangun secara fisik sudah rapih. Jadi kalau yang kiri-kanan setuju, depan belakangnya gak setuju karena sudah dibangun dengan baik secara fisik. Dia tidak mau kalau dibongkar rumahnya karena sudah rapih," katanya.

Menanggapinya, Menteri PKP Maruarar Sirait lantas memberikan warga waktu satu minggu untuk berfikir kembali terkait keputusannya.

"Jadi ini namanya niat baik bukan penggusuran, jelas ya. Niat mau membangun, memperbaiki rumah yang kumuh disini. Tapi, kalau warganya hanya maunya di bedah maunya diperbaiki, yasudah. Saya kasih waktu seminggu berfikir. Jadi kalau tetap mau di bedah, ya bedah aja. Nanti selama dibedah 6 bulan disewain kontarakan gratis. Ini bantuan non APBD, non BUMN, dan non BUMD dari Yayasan Buddha Tzu Chi. Gratis," ucapnya.

Baca Berita Menarik Lainnya di GOOGLE NEWS

Berita Terkait