Kisah Budi, Modal Nekat hingga Sukses Bisnis Bakso Beromzet Puluhan Juta
TitikKata.com - Tekad kuat untuk hidup lebih baik dari kehidupannya di kampung, mendorong Budi Hartono, merantau ke Kota Serang, Banten, dari wilayah asalnya di Wonogiri, Jawa Tengah. Meski tidak punya bekal keilmuan dan keahlian apapun, Budi kekeh untuk bisa sukses di perantauan.
Kini tekadnya untuk sukses di perantauan berbuah manis dengan mampu meraup untung puluhan juta dari usahanya berjualan Mi Bakso, di Ibu Kota Banten, Kota Serang.
"Warga Wonogiri biasa menyebut para perantau sebagai kaum boro, singkatan dari ngalemboro alias pengembara," kata Budi Hartono, penjual Mi baso ditemui TitikKata, di kedai Mi Bakso di wilayah Kebon Jahe, Karundang, Kota Serang, Sabtu (4/2/2023).
pria 26 tahun asal Desa Geneng, Kecamatan Bulukerto, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah itupun kini semakin dikenal oleh kalangan warga di kampungnya dan sesama perantau dan penjual Bakso di Kota Serang.
Budi mengaku sejak menginjakkan kaki di tanah jawara itu, memang sudah memiliki keinginan untuk berdagang bakao. Budi lantas membulatkan niatnya untuk pergi ke Kota Serang sekitar tahun 2016 silam.
Berawal dari berjualan keliling dari satu tempat ke tempa lain, setiap hari Budi, harus menempuh jarak belasan kilometer untuk membawa barang dagangannya di dalam gerobok.
"Waktu 2016 saya masuk ke wilayah Banten dengan jualan bakso bakar, muter-muter wilayah Kebon Jahe, Karundang (Kota Serang,red)," kata Budi.
Saat menjajakan dagangnya dipusat keramaian anak-anak seperti sekolah SD hingga Madrasah, Dia bertemu dengan pedagang-pedagang lain yang berjualan bakso kuah. Dari situ Budi mempelajari cara pembuatan bakso bumbu kuah hingga beralih profesi sebagai pedagang bakso kuah keliling.
"Yang saya tuju waktu itu sekolahan, dari SD (sekolah dasar) sampai Madrasah. Nah disitulah saya mengenal temen-temen yang jualan bakso kuah. Jadi saya terinspirasi lagi, dari bakso bakar lalu ke bakso kuah," ungkap Budi.
Tak jauh berbeda dengan bakso bakar, Budi berjualan bakso keliling di area perkampungan hingga akhirnya orang-orang kampung tertarik dengan cita rasa kuah buatanya.
Lama berjualan bakso keliling, Dia merasa capek kembali memutar otak lagi akan dagangnya, Budi pun menemukan ide baru dengan berjualan bakso menetap di sebuah ruko di Kota Serang.
Usaha Bakso milik Budi bernama Mi Ayam Baso Tetelan Sido Langgeng beralamat di Kebon Jahe, Cipare, Kota Serang.
Usaha Bakso yang dirintis sejak 2017 itu kini menuai kesuksesan cukup populer di kalangan masyarakat Kota Serang dan sekitarnya.
Dari hasil jualan bakso, Budi meraup omzet per hari rata-rata 7 hingga 8 juta, dalam sebulan bisa menembus 30 juta.
"Awal 2017 saya buka, namanya orang jualan pasang surut itu biasa. Saat ini Alhamdulilah omset tetapnya dibawah 10 juta per hari, rata rata 7 sampai 8 juta," katanya.
Budi kini memiliki 7 karyawan di tempat usaha baksonya, Dia memiliki cara khusus untuk merangkul para karyawannya dengan memberikan gajì yang layak. Dia merasa senang dan bahagia bisa membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain.
"Saya memilih untuk jualan biar menghidupkan suatu wilayah biar perekonimian berkembang baik," pungkas Budi.
Baca Berita Menarik Lainnya di GOOGLE NEWS